Bau Busuk PT AAA Wonogiri Berkurang, Warga Harap Tuntas

Harianjogja, WONOGIRI—Bau busuk dari sisa produksi pabrik PT Arena Agro Andalan (AAA) meresahkan warga di Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri kini sudah berkurang signifikan. Warga berharap bau busuk itu bisa segera hilang secara permanen sehingga tidak mengganggu kenyamanan.

Sebelumnya puluhan warga sempat menggelar aksi demo di PT Arena Agro Andalan (AAA), Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri pada Selasa (4/11/2025). Aksi itu dilatarbelakangi bau busuk dari hasil produksi olahan jagung yang menguar ke permukiman warga.

Selain mengganggu kenyamanan warga, bau busuk itu sempat berdampak terhadap usaha kuliner di sekitar Kecamatan Ngadirojo. Sejumlah pengusaha kuliner menyebut konsumen mengeluhkan bau tidak sedap tersebut sehingga memengaruhi tingkat penjualan.

Warga dan manajemen PT AAA pada Sabtu (15/11/2025) kembali bertemu di salah satu rumah warga di Kecamatan Ngadirojo. Dalam pertemuan itu PT AAA menjelaskan progres penanggulangan bau yang dihasilkan dari sisa produksi pabrik. Warga juga mengapresiasi PT AAA yang berupaya mengurangi bau tersebut.

Salah satu warga Kecamatan Ngadirojo sekaligus Pemilik Resto Jawi, Taufik Setiawan, mengatakan bau busuk yang bersumber dari PT AAA saat ini sudah berkurang drastis dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Warga mengapresiasi pihak pabrik yang telah menindaklanjuti keluhan warga terhadap bau busuk itu.

Taufik menyebut PT AAA telah berupaya menjawab tuntutan warga agar bau hasil proses produksi pabrik itu hilang. Warga berharap dampak bau tersebut bisa segera hilang.

“Warga mengucapkan terima kasih, manajemen pabrik sudah ada iktikad baik dengan menjawab tuntutan warga, walaupun masih sedikit ada bau. Kami yakin pabrik sudah [berusaha] maksimal,” kata Taufik.

Warga tidak menolak adanya kegiatan produksi dari PT AAA. Warga hanya meminta agar bau dari dampak aktivitas pabrik itu tidak mengganggu kenyamanan warga dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Warga justru berharap semua pihak dapat menjalankan aktivitasnya masing-masing tanpa mengganggu satu sama lain.

General Manajer Plant PT AAA Wonogiri, Asep Rivan Saputra, mengatakan bau tidak sedap yang menguar ke permukiman warga berasal corn steep liquor (CSL) atau fermentasi jagung yang akan diubah menjadi produk corn gluten feed (CGF).

Beberapa saat lalu, dryer atau alat pengering untuk proses produksi CGF itu terbakar. Sehingga sebagian CSL yang semestinya menjadi CGF terbuang.

Pihak perusahaan membuang CSL itu di lahan. Pembuangan CSL di lahan itu juga dimaksudkan untuk menyuburkan tanah. Hal ini mengingat CSL mengandung banyak nitrogen yang dapat menyehatkan unsur hara tanah.

Pada awalnya tindakan itu tidak menimbulkan masalah. Proses penyuburan tanah dengan CSL berjalan baik. Akan tetapi, ketika musim hujan, ternyata fermentasi jagung yang dibuang di lahan tersebut menimbulkan bau tidak sedap hingga ke permukiman warga.

Perusahaan telah menanggulangi hal itu dengan mengurangi air di lahan yang terdapat CSL dan menyalurkannya ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Pihaknya juga menambah unit alat berat untuk menguruk tanah yang terdapat CSL tersebut. Perusahaan sempat menghentikan produksi CGF untuk mengurangi CSL.

Saat ini PT AAA telah melakukan pengadaan dryer baru agar proses produksi CGF kembali normal. Sembari menunggu proses pengadaan, pihak perusahaan mengurangi produksi CGF dari sebelumnya 90 ton/hari menjadi 40 ton/hari. Perusahaan akan mengevaluasi tindakan tersebut. PT AAA juga berkomitmen akan menjawab komplain dari warga terkait dampak dari proses produksi pabrik.

“Ekspektasi kami, lima hari sudah selesai [menangani bau]. kami sempat stop produksi. Yang kami lakukan dari sisa air HCSL [fermentasi jagung] berpotensi bau, kami tarik ke IPAL,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News