Advertisement
Musim Durian Jatinom Klaten Ramai Diserbu Pemburu Saat Libur Nataru
Lapak Mbak Wur menjadi salah satu warung durian yang buka di wilayah Desa Randulanang dan Beteng di Kecamatan Jatinom, Klaten, Kamis (25/12/2025). (Solopos - Taufiq Sidik Prakoso)
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Musim durian tiba bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kondisi ini membuat kawasan sepanjang Jalan Beteng di Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom, Klaten, dipadati pengunjung. Lokasi tersebut berjarak sekitar empat kilometer di sisi barat exit Tol Klaten, tepatnya di wilayah Desa/Kecamatan Ngawen.
Di sepanjang jalan, terutama di sekitar Lapangan Randulanang, lapak-lapak pedagang durian bermunculan. Suasana sejuk dengan pepohonan rindang, termasuk pohon durian, menambah kenyamanan pembeli yang berburu buah musiman tersebut.
Advertisement
Para pedagang durian merupakan warga setempat yang juga berprofesi sebagai petani durian. Salah satu lapak yang ramai dikunjungi adalah Mbak Wur Duren Beteng, yang berada di tepi jalan sisi selatan Lapangan Randulanang.
Sejak awal libur Nataru, pencinta durian mulai berdatangan ke lapak Mbak Wur. Lapak ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB dan tutup hingga pembeli terakhir.
BACA JUGA
“Mulai ramai di liburan ini, yang berburu durian banyak banget. Namun saat ini buahnya yang panen belum banyak,” ujar pemilik lapak, Wuryani (47), yang akrab disapa Mbak Wur, Kamis (25/12/2025).
Pembeli datang dari berbagai daerah, mulai dari Klaten, Yogyakarta, hingga Ponorogo. Dalam sehari, Wuryani mampu menjual sekitar 80 buah durian, bahkan bisa mencapai 150 buah saat ramai pengunjung.
Harga durian pun bervariasi. Untuk durian di atas Rp50.000 per buah, Wuryani menjamin kualitas dan cita rasanya. Pembeli juga diperbolehkan mencicipi terlebih dahulu sebelum membayar.
“Iya, bisa mencicipi dulu, baru bayar,” katanya.
Menurut Wuryani, durian seharga Rp30.000 per buah juga memiliki rasa yang nikmat meskipun ukurannya lebih kecil. Sementara durian dengan harga Rp10.000 per buah dijual dengan kualitas standar.
Durian yang dijual merupakan durian lokal hasil panen petani setempat. Wuryani mengungkapkan, musim panen tahun ini mengalami keterlambatan akibat faktor cuaca. Jika biasanya panen dimulai pada Oktober, tahun ini baru berlangsung pada Desember.
“Pengaruh cuaca, jadi panennya mundur. Sekarang belum banyak buah. Perkiraan panen melimpah nanti Februari 2026,” ujarnya.
Salah satu pelanggan, Lisa (22), mengaku sudah empat kali mendatangi lapak Mbak Wur untuk menikmati durian. Menurut warga Kecamatan Polanharjo, Klaten, itu, durian lokal Jatinom memiliki cita rasa yang tak kalah dengan durian impor.
“Menurutku durian lokal sudah enak. Daripada yang impor-impor, mendingan durian lokal. Dari rasa cocok, harganya juga terjangkau. Kalau cita rasanya, durian di sini pahit manis,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat, Siklon Tropis Grant Aktif
Advertisement
Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- Catat Jadwalnya, SIM dan Samsat Keliling DIY Tutup Sementara
- Libur Nataru, Kunjungan ke Malioboro Diprediksi Jutaan Orang
- MPBI DIY Nilai Kenaikan UMK 2026 Belum Layak bagi Buruh
- Makna Natal Ditekankan dalam Misa Malam di FX Kiduloji Jogja
- Cegah Nuthuk Saat Nataru, Dispar Bantul Wajibkan Pajang Harga
Advertisement
Advertisement



