Advertisement
Belajar Racik Teh dan Usaha Angkringan di Ngerangan Klaten

Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah kini dikenal sebagai pusat belajar angkringan. Pengunjung diajak meracik teh khas, belajar manajemen, hingga praktik membuka warung sendiri.
Mendiang penyair Joko Pinurbo menyebut "Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan." Namun, kampung angkringan justru tidak terdapat di Bumi Mataram. Kampung angkringan ada di Kabupaten Klaten tepatnya di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat.
Advertisement
Desa cikal bakal angkringan itu belakangan menjadi jujugan wisata edukasi. Pengunjung berdatangan untuk belajar cara meracik teh angkringan yang dikenal memiliki cita rasa tersendiri.
Tak hanya itu, ada yang berdatangan untuk belajar cara berjualan hingga strategi berjualan angkringan. Termasuk mereka yang berminat belajar dari nol hingga memulai usaha menjalankan usaha warung tersebut.
BACA JUGA
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ngerangan, Suwarna, mengungkapkan mereka yang berdatangan untuk berwisata edukasi berasal dari berbagai kalangan. Seperti belum lama ini, ada rombongan akademisi dari salah satu perguruan tinggi yang datang untuk mempelajari usaha angkringan di Desa Wisata Ngerangan, Bayat, Klaten.
“Kemarin dari UGM, dari doktoral pariwisata, datang dua kali. Pertama 10 orang, kemudian tertarik lagi datang 35 orang untuk belajar edukasi teh angkringan,” kata Suwarna saat berbincang dengan JIBI, akhir pekan lalu.
Suwarna mengungkapkan wisata meracik teh ala angkringan itu banyak menarik minat pengunjung. Pasalnya, cara meracik teh angkringan yang dikenal dengan mengombinasikan sejumlah merek tak bisa asal-asalan dilakukan.
Racikan dilakukan dengan menyesuaikan lidah warga lokal di mana warung tersebut buka. Hal itu pula yang diajarkan ketika ada pengunjung ingin belajar cara meracik teh angkringan. “Warga Ngerangan yang menjalankan usaha angkringan sudah menyebar di berbagai daerah. Jadi dari setiap kota itu, cara meracik tehnya berbeda. Ada teh yang disukai di tingkat lokal atau kerafian lokal. Itu disampaikan secara detail saat pelatihan digelar,” kata Suwarna.
Selain paket meracik teh angkringan, ada pula yang datang untuk sekolah angkringan. Mereka yang mengikuti sekolah angkringan selama beberapa hari berada di Ngerangan belajar membuka usaha angkringan ala Bayat mulai dari nol. “Untuk sekolah angkringan ini ada pilihan empat hari serta lima hari. Kalau paket komplet itu nanti juga dapat alat sehingga pulang sudah siap jualan angkringan. Kami ajarkan secara detail termasuk manajemen angkringan hingga pemilihan lokasi jualan,” kata Suwarna.
Suwarna mengungkapkan wisata edukasi itu salah satunya dimaksudkan guna menguatkan branding Desa Ngerangan sebagai desa cikal bakal angkringan. Dari wisata edukasi itu, Pokdarwis berharap angkringan bisa semakin menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Tarif yang diberlakukan bervariasi tergantung pilihan pengunjung. Ada paket meracik teh dan jahe yang menjadi salah satu daya tarik dari warung angkringan. Pengelola mematok tarif Rp25.000 per orang untuk paket meracik teh dan jahe dengan minimal peserta 10 orang.
Paket unggulan yang ditawarkan yakni diklat sekolah angkringan. Selama empat hari, peserta diajari cara mengelola warung angkringan mulai dari nol. Selain materi hingga praktik, peserta mendapatkan fasilitas menginap, makan hingga kulineran selama empat hari mengikuti sekolah angkringan. Tarif yang diberlakukan yakni Rp1 juta.
Pengelola juga menawarkan paket diklat sekolah angkringan senilai Rp4 juta per orang dengan tambahan fasilitas mendapatkan gerobak dan peralatan untuk membuka warung angkringan. Artinya, pulang dari sekolah, peserta bisa langsung praktik membuka warung angkringan.
Selain bertema angkringan, paket lainnya yang ditawarkan yakni paket edukasi UMUM dengan pilihan sekitar 20 UMKM. Ada UMKM dawet, tiwul, jahe dan lain-lain. Tarifnya Rp25.000 per orang dengan minimal peserta 15 orang.
Ada paket edukasi dolanan tradisional dengan berbagai pilihan mulai dari bahanmenggunakan janur, kayu, hingga bambu. Tarif yang ditawarkan untuk setiap item paket edukasi dolanan yakni Rp25.000 dengan minimal peserta 20 orang. Selain itu, peserta bisa menikmati dawet Aloivera dengan tambahan biaya Rp5.000. Satu lagi paket wisata yang ditawarkan yakni homestay tematik pertanian serta pertenakan. Pengelola menawarkan paket itu Rp150.000 per orang untuk satu hari satu malam serta free makanan dengan minimal peserta empat orang.
Sejarah Angkringan Bayat
Desa Ngerangan yang berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, selama ini disebut-sebut sebagai desa cikal bakal angkringan. Lahirnya angkringan bermula pada 1930-an.
Saat itu, seorang warga Ngerangan bernama Karso Dikromo atau Karso Djukut asal Dukuh Sawit merantau ke Solo. Djukut kemudian bertemu seseorang bernama Mbah Wono, seorang juragan terikan di Laweyan, Solo.
Awalnya, Djukut diminta merawat kerbau dan bertani hingga akhirnya Djukut diberikan kesempatan untuk berjualan terikan. Setelah beberapa tahun berjualan, ide kreatif Djukut muncul dan berinisiatif menambah hidangan minuman dengan membawa cerek.
Djukut menempatkan makanan pada tumbu dan ditaruh di kepala sembari menenteng cerek. Lantaran kurang nyaman, ide kreatif Djukut muncul lagi membuat pikulan.
Djukut lantas dibantu warga asal Dukuh Sawit, Desa Ngerangan, bernama Wiryo Je. Wiryo Je berperan menemukan racikan jahe dan teh khas, yakni teh oplosan yang hingga kini masih banyak diterapkan para pedagang angkringan.
Pada 1950-an, Djukut mengajak sejumlah warga Dukuh Sawit ke Solo untuk berjualan hik atau angkringan. Usaha itu terus berkembang dan menyebar di Solo. Pada era 1975, berjualan dengan cara dipikul mulai beralih menggunakan gerobak.
Tak hanya di Solo, hik atau angkringan berkembang ke Jogja. Seiring perkembangan, warung itu merambah hingga ke seluruh Pulau Jawa dan kini menyebar ke berbagai pulau di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, 6 Oktober 2025, dari Stasiun Kutoarjo Purworejo
- Jadwal Bus DAMRI ke Bandara YIA, dari Jogja, Purworejo dan Kebumen, 6 Oktober 2025
- Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, 6 Oktober 2025
- Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, 6 Oktober 2025
- BKPSDM Bantul Sempurnakan Aplikasi Manajemen Talenta ASN
Advertisement
Advertisement