Advertisement
Protes Jalan Ambles, Warga Desa Jagoan Boyolali Tanam Pisang
Warga saat melewati jalan rusak yang ditanami pohon pisang dan spanduk sindiran di Grijo, Jagoan, Sambi, Boyolali, Selasa (16/12/2025). (Solopos - Ni'matul Faizah)
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Warga Dukuh Grijo, Desa Jagoan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, menanam pohon pisang dan memasang spanduk di badan jalan yang rusak sebagai bentuk protes. Aksi tersebut dilakukan pada Minggu (14/12/2025).
Pantauan Espos di lokasi pada Selasa (16/12/2025) menunjukkan sedikitnya delapan pohon pisang ditanam di tiga titik jalan yang mengalami kerusakan cukup parah. Pohon pisang ditanam tepat di badan jalan yang ambles agar mudah terlihat oleh pengguna jalan.
Advertisement
Selain menanam pisang, warga juga memasang spanduk bernada sindiran bertuliskan, “Selamat dan Sukses atas Terlaksananya Penanaman Pohon Pisang untuk Ketahanan Pangan. Sopo sing nandur bakal ngunduh. Iki tanggung jawab sopo? Hormat kami, warga Indonesia.”
Salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan, aksi tersebut dilakukan berbarengan dengan kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan pada Minggu lalu. Penanaman pisang dimaksudkan sebagai bentuk protes sekaligus peringatan agar pengendara lebih berhati-hati saat melintas.
BACA JUGA
“Jalan itu baru dibuat sebelum Lebaran 2024. Setelah ada jalan baru, sering dilewati truk pengangkut pasir. Padahal dulu truk pasir enggak lewat situ,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah segera melakukan perbaikan agar kerusakan tidak semakin meluas dan membahayakan pengguna jalan.
Sementara itu, Sekretaris Desa Jagoan, Yulius Andre, menilai aksi tersebut muncul akibat miskomunikasi antara warga dan pemerintah desa. Ia menegaskan kerusakan tidak terjadi di seluruh ruas jalan, melainkan hanya di beberapa titik.
Menurut Yulius, kerusakan mulai terlihat sekitar satu bulan terakhir akibat jalan yang ambles. “Itu jalan belum lama, dulunya kebun tebu. Mungkin karena kontur tanah dan juga pengaruh muatan kendaraan yang lewat,” katanya.
Ia menjelaskan, jalan tersebut dibangun di atas tanah kas desa bekas lahan tebu untuk mempermudah akses dan mempersingkat jarak tempuh warga. Sebelumnya, warga harus memutar melalui jalur yang lebih jauh.
Yulius menambahkan, pemerintah desa telah berkomunikasi dengan warga dan saat ini tengah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Boyolali untuk penanganan lebih lanjut.
“Jalan itu dibangun pada 2024 dengan anggaran Rp100 juta. Lebarnya 4 meter dengan ketebalan sesuai standar, 10 sentimeter,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




