Advertisement
Pasutri Korban Bus PO Cahaya Trans di Tol Krapyak Dimakamkan 1 Liang
Pasutri asal Klaten korban kecelakaan bus PO Cahaya Trans di Tol Krapyak Semarang akan dimakamkan satu liang di kampung halaman. - Harian Jogja/Taufik Sidik Prakosa.
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Dua korban kecelakaan tunggal bus PO Cahaya Trans di exit Tol Krapyak, Kota Semarang, diketahui merupakan pasangan suami-istri asal Dukuh Dosaran, Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Klaten. Keduanya dijadwalkan dimakamkan dalam satu liang lahat pada Selasa (23/12/2025).
Jenazah pasangan suami-istri bernama Yanto dan Listiana tiba di rumah duka Dukuh Dosaran, Kalikebo, pada Senin (22/12/2025) sekitar pukul 17.05 WIB. Dua ambulans yang membawa jenazah dari Semarang tiba dengan pengawalan kepolisian dan relawan setempat.
Advertisement
Tangis keluarga pecah saat dua peti jenazah diturunkan dan dibawa masuk ke rumah duka. Sejumlah warga yang sudah menunggu sejak sore tampak tak kuasa menahan haru atas kepergian pasutri yang dikenal baik oleh lingkungan sekitar.
Kerabat korban, Narno, 49, mengatakan keluarga menerima kabar duka pada Senin pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh pihak kepolisian bersama kepala desa setempat.
BACA JUGA
Menurut Narno, Yanto dan Listiana telah puluhan tahun merantau ke Lampung dan bekerja sebagai pedagang. Pasangan ini meninggalkan dua orang putri dan tiga cucu. Anak sulung mereka telah berkeluarga, sementara anak bungsu masih menempuh pendidikan perguruan tinggi.
Sebelum pulang ke Klaten, pasutri tersebut sempat singgah di rumah anaknya di Jakarta. Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman. Namun nahas, bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan tunggal di exit Tol Krapyak, Semarang.
Dimakamkan Berdampingan
Narno menjelaskan jenazah Yanto dan Listiana rencananya dimakamkan pada Selasa sekitar pukul 13.00 WIB di pemakaman desa yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka. Keduanya akan dikebumikan berdampingan dalam satu liang lahat.
Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan kondisi tanah pemakaman yang cukup keras. “Agar proses penggalian lebih cepat, jenazah dimakamkan dalam satu liang,” ujarnya.
Di mata keluarga dan warga, Yanto dan Listiana dikenal sebagai pribadi yang baik dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Meski telah lama merantau, keduanya kerap pulang kampung, terutama saat ada hajatan maupun kabar duka di lingkungan tempat tinggalnya.
“Kalau ada tetangga punya keperluan dan mereka dikabari, pasti pulang meskipun sedang di Lampung,” kata Narno
Diberitakan sebelumnya, bus PO Cahaya Trans mengalami kecelakaan tunggal di exit Tol Krapyak, Kota Semarang, Senin (22/12/2025) dini hari. Dalam peristiwa tersebut, 16 orang dilaporkan meninggal dunia. Empat di antaranya merupakan warga Kabupaten Klaten, termasuk pasutri Yanto dan Listiana.
Peristiwa kecelakaan bus di Tol Krapyak ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan perjalanan darat, terutama pada periode mobilitas tinggi, sekaligus meninggalkan duka mendalam bagi warga Klaten dan Jawa Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




