Advertisement
Profil Singkat Raja Solo Paku Buwono XIII yang Wafat Hari Ini
Raja Keraton Solo PB XIII menandatangani berkas serah-terima sementara revitalisasi dua alun-alun Keraton Solo di Loji Gandrung, Selasa (24/9 - 2024) malam.
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Wafatnya Raja Solo, Sri Susuhunan Paku Buwono XIII, wafat pada Minggu (2/11/2025) di usia 77 tahun memberi duka mendalam bagi masyarakat dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Berikut profil lengkap Raja Solo PB XIII selengkapnya.
PB XIII yang memiliki nama lahir Gusti Raden Mas (GRM) Suryo Partono lahir pada 28 Juni 1948, dari pasangan Sri Susuhunan Paku Buwono XII dan KRAy Pradapaningrum. Sejak muda, ia dikenal tekun dan disiplin.
Advertisement
Pada 1979, sesuai paugeran keraton, ia ditetapkan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Hangabehi, tanda bahwa dirinya disiapkan sebagai calon penerus takhta ayahandanya.
Sebelum naik takhta sebagai raja, Hangabehi aktif dalam urusan internal Keraton Solo. Ia pernah menjabat Pangageng Museum Keraton Surakarta dan menerima Bintang Sri Kabadya I dari PB XII atas jasanya memulihkan keraton pascakebakaran tahun 1985.
BACA JUGA
Di luar keraton, ia sempat bekerja di Caltex Pacific Indonesia di Riau dan dikenal memiliki minat di dunia musik serta radio amatir.
Perjalanan PB XIII menuju singgasana tidaklah mudah. Setelah PB XII wafat pada 11 Juni 2004, terjadi perpecahan di antara para putra-putri raja. Dua putra PB XII dari istri yang berbeda, yakni KGPH Hangabehi dan KGPH Tedjowulan, sama-sama mengklaim takhta.
Sebuah rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) PB XII pada 10 Juli 2004 telah menetapkan Hangabehi sebagai penerus resmi dan menjadwalkan penobatan pada 10 September 2004. Namun, sebelum itu, pada 31 Agustus 2004, kubu Tedjowulan lebih dulu menobatkannya sebagai raja di Sasana Purnama, rumah milik BRAy Mooryati Sudibyo.
Konflik memuncak saat kubu Tedjowulan menyerbu Keraton Solo awal September 2004, menimbulkan bentrokan yang melukai sejumlah abdi dalem dan bangsawan.
Meski begitu, penobatan Hangabehi tetap berlangsung pada 10 September 2004, dengan restu tiga sesepuh keraton. Sejak saat itu, ia resmi bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII.
Dualisme kepemimpinan antara PB XIII Hangabehi dan PB XIII Tedjowulan berlangsung hampir delapan tahun. Pada 2012, melalui mediasi Pemerintah Kota Surakarta dan DPR RI, rekonsiliasi akhirnya tercapai.
Pada 4 Juni 2012, di Gedung DPR RI Jakarta, Tedjowulan secara resmi mengakui PB XIII Hangabehi sebagai raja sah, dan melepaskan gelarnya. Ia kemudian diberi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Harya Panembahan Agung (KGPHPA) serta dipercaya sebagai Mahapatih Keraton Surakarta.
Meski sempat diwarnai ketegangan dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) pimpinan GKR Wandansari (Gusti Moeng), PB XIII tetap berupaya menjaga perdamaian dan kelangsungan adat.
Ia memimpin sejumlah upacara penting seperti Grebeg, Sekaten, Kirab 1 Sura, dan Labuhan, serta terus memberikan gelar kehormatan bagi tokoh-tokoh berjasa terhadap kebudayaan Jawa.
Putra Mahkota
Pada 2022, dalam upacara Tingalan Jumenengan ke-18 pada 27 Februari 2022, ia menobatkan putranya KGPH Purubaya sebagai putra mahkota dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram.
Raja Solo Paku Buwono XIII juga menetapkan istrinya, Asih Winarni, sebagai Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwono XIII.
Pengukuhan Purubaya sebagai putra mahkota disaksikan oleh kakak dan beberapa adik dari Pakubuwana XIII, kakak perempuan Purubaya, keluarga besar Keraton Solo, para abdi dalem, serta tamu undangan yang terdiri dari pejabat tinggi pemerintahan, perwakilan dari kerajaan-kerajaan di Indonesia, dan masyarakat umum.
Selama 21 tahun bertakhta, PB XIII dikenal sebagai raja yang tenang, bersahaja, dan berkomitmen kuat menjaga kelestarian adat Jawa gaya Surakarta. Ia meninggalkan jejak penting berupa perdamaian dua takhta, penerusan garis suksesi yang jelas, serta kebangkitan kembali fisik dan spiritual Keraton Solo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




